Salam

Salam, Selamat Datang di_Blog Sang Pangeran

Senin, 05 November 2012

Soeman HS Library of Riau

Indonesia / Riau / Pekan Baru / Pekanbaru City / Jl. Jend. Sudirman, 462

Pekanbaru- Gubernur Riau Wan Abubakar meresmikan pelayananan dan penggunaan Perpustakaan Soeman HS, Selasa (28/10). Gedung perpustakaan yang berlokasi di Jalan Jendral Soedirman Pekanbaru tersebut merupakan gedung perpustakana termegah di Indonesia. Hadir dalam peresmian terebut Kepala Perpustakaan Nasional Dedy P Rahmananto, Kepala Badan Arsip Nasional Djoko Utomo, Budayawan Riau Tenas Effendy, Wan Ghalib dan sejumlah tokoh lainnya.

Peresmian pelayaan Gedung Perpustakaan Soeman HS ditandai pengguntingan pita oleh gubernur. Selanjutnya gubernur didampingi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Riau Sudirwan Hamid dan undangan kehormatan lainnya meninjau pameran buku serta kelengkapan fasilitas lainnya.

Di sela-sela peninjauan, gubernur memuji kebijakan pembangunan perpustakaan Soeman HS. Menurutnya ini merupakan bukti keberhasilan dari Program Riau Membaca. “Ini merupakan prestasi bagi Riau. Terutama bukti keberhasilan program Riau Membaca,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional mengaku kagum pada keberanian Pemprov Riau membangun gedung perpustakaan yang merupakan termegah di Indonesia. “Ini memang termegah di Indonesia. Bahkan dibandingkan dengan gedung Perpustakaan Nasional di Jakarta,” pujinya.

Sedangkan Sudirwan Hamid mengatakan, selain memiliki gedung termegah di Indonesia, Perpustakaan Soeman HS memiliki kekhasan dibanding perpustakaan lain di Indonesia, yakni memiliki literatur terlengkap seputar Kebudayaan Melayu.

Ketika ditanya mengenai berapa banyak koleksi buku yang dimiliki, Sudirwan mengatakan baru 300.000-an. “Sekarang baru tigaratus ribuan. Idealnya sejuta eksemplar,” ujarnya.

Sudirwan mengatakan, untuk mencapai target memiliki koleksi buku hingga sejuta eksemplar bisa dicapai hingga 2011 mendatang.(mad)
Sumber:http://melayuonline.com/ind/news/read/6342/termegah-di-indonesia-perpustakaan-soeman-hs-resmi-dibuka



Riwayat Hidup Soeman HS

Soeman Hs atau Soeman Hasibuan adalah Sastrawan Melayu Riau asal Tapanuli yang digolongkan sebagai sastrawan dari Angkatan Balai Pustaka. Beliau dilahirkan di Desa Batantua, Bengkalis, Riau, Indonesia, pada tanggal 4 April 1904 dari pasangan bapak Wahid atau dikenal Lebai Wahid Hasibuan, dan ibu Tarumun Pulungan, yang mana kedua orangtuanya berasal dari Desa Hutanopan, Kecamatan Barumun, Tapanulis Selatan. Soeman Hs adalah anak ketiga dari enam orang bersaudara, yaitu Raman (sulung), Riban, Abdurrachim, Hamzah dan Juma’at (bungsu). Ayahnya, Wahid Hasibuan, termasuk keturunan bangsawan yang pernah menjadi kepala adat (Kuria) dan guru ngaji (lebai).



Soeman HS
Dalam usia tujuh tahun tepatnya pada tahun 1912, Soeman Hs memulai pelajarannya di Sekolah Melayu Gouevernement Inlandsch School (GIS) yaitu sekolah sederajat SD (Sekolah Dasar) dan menamatkannya pada 1918. Setelah itu, beliau mengikuti ujian masuk Normaal Cursus (Sekolah Calon Guru) di Medan. Dari 24 orang peserta, Soeman Hs yang menempati juara ke-4 dari 6 orang yang diterima termasuk. Beliau mendapat bantuan beasiswa dari pemerintah Belanda sebesar Rp.4 perbulan selama beliau menempuh pendidikan di Sekolah Calon Guru tersebut. Tahun 1920, ia telah menyelesaikan pendidikannya di Normaal Cursus, kemudian melanjutkan ke Normal School (sekolah guru yang sebenarnya) di Langsa, Aceh Timur dan tamat pada tahun 1923.


Soeman Hs kembali ke Batantua begitu menyelesaikan pendidikannya di Normal School Langsa. Kemudian setelah tiga bulan di Batantua, ia diangkat menjadi guru Bahasa Indonesia di HIS (Holland Inlandsch School yaitu sekolah Belanda) di Siak Sri Indrapura. Setelah 7 tahun mengabdi menjadi guru, pada tahun 1930, beliau diangkat menjadi Kepala Sekolah Melayu dan Penilik Sekolah di Pasir Pengarayan. Pada saat Menjelang Kemerderkan RI tahun 1945, beliau kemudian ditunjuk menjadi ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) di Pasir Pengarayan. Pada tahun 1946 semasa masih menjabat Ketua KNIP, beliau diangkat menjadi Anggota DPR di Pekanbaru Riau. Kemudian tahun 1948, ketika Yogyakarta diduduki Belanda, ia diangkat menjadi KPG yaitu Komandan Pangkalan Gurilla Rokan Kanan.

Kepala Jawatan Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Kabupaten Kampar, Pekanbaru dijabat oleh beliau sejak tahun 1950 yang berakhir tahun 1960. Baru saja memasuki masa pensiun, tahun 1961, Soeman Hs diangkat menjadi anggota BPH (Badan Pemerintahan Harian) merangkap sebagai kepala Bagian Keuangan di Kantor Gubernur Riau oleh Gubernur Riau waktu itu, Kaharuddin Nasution. Soeman Hs masih menjabat Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Daerah Riau dan Ketua Yayasan Setia Dharma sampai tahun 1998.



H Soeman HS
Ketika masih belajar di Sekolah Melayu, Soeman Hs mulai menggemari sastra. Sebagai usaha mengembangkan bakatnya dalam bidang sastra, beliau sering mengikuti pembicaraan ayahnya dengan para saudagar yang datang ke rumahnya tentang kehidupan di Singapura. Dari pembicaraan tersebut, ia kemudian banyak berkhayal dan memperoleh banyak inspirasi, serta beberapa bahan cerita. Selain itu, ia juga banyak memperoleh inspirasi dengan banyak membaca buku di perpustakaan. Dua buku yang diminati ketika itu, Siti Nurbaya karya Marah Rusli dan Teman Duduk karya M. Kasim. Kepengarangan Soeman Hs juga muncul berkat dorongan dari gurunya, M. Kasim, yang sering menceritakan pengalamannya menulis. Tulisan-tulisan Soeman Hs telah dimuat dalam majalah ibukota maupun di beberapa harian lainnya. Di harian Indonesia Raya ia tercatat sebagai penulis tetap, dan di majalah Harmonis, Jakarta (1977-1978) ia khusus mengisi kolom Menyelami Bahasa Indonesia. Di antara tulisannya yang pernah dimuat dalam kolom tersebut, yaitu: Senyum dan Tawa, Kalau Hari Panas Lupa Kacang Akan Kulitnya, Marilah Kita Bersikap Hidup Sederhana, dan lain-lain. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengasuh ruang siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di Stasiun RRI Pekanbaru yang ditayangkan dua kali seminggu. Pada tahun 1972, ia sempat menerbitkan sebuah majalah anak-anak bernama Nenek Moyang, meskipun hanya beberapa kali terbitan karena kesulitan dana.


Soeman Hs meninggal dunia pada hari Sabtu 8 Mei 1999 di rumahnya, Jl. Tangkubanperahu, Pekanbaru dalam usia 95 tahun. Ia meninggalkan seorang istri bernama Siti Hasnah dan 9 orang anak yakni Syamsul Bahri (sulung), Sawitri, Syamsiar, Faharuddin, Mansyurdin, Burhanuddin, Najemah Hanum, dan Rosman (bungsu), serta sejumlah cucu dan cicit.

Pemikiran Soeman HS

Berkaitan dengan dunia kesusastraan, Soeman Hs memiliki pandangan tersendiri, yaitu:

Hakekat kesusastraan adalah untuk masyarakat. Karena bagaimanapun baiknya sebuah karya puisi, kalau sukar dimengerti akan menjadikan karya tersebut tidak dekat dengan masyarakat.
Dalam menulis sebuah novel, ia selalu memakai nama-nama asing dalam setiap novelnya, karena ia ingin mendobrak adat yang kaku. Untuk menggambarkan hal ini, sengaja ia pilih tokoh orang asing agar lebih mudah diterima jika melawan adat. Ini adalah salah satu strategi kepengarangan, agar cerita dalam roman tersebut bisa diterima. Selain itu, judul pada setiap karya juga harus menarik. Sebagai contoh, Percobaan Setia. Menurutnya, judul ini menarik, karena seseorang yang sudah setia masih terus dicoba.
Dalam karya Kasih Tak Terlerai, ia tampak lebih banyak berbicara langsung dari pada memberi hidup pada tokoh-tokohnya. Dengan gaya tersebut, terasa kepada kita suatu pemaksaan kepada tokoh-tokohnya untuk hidup. Dengan demikian memaksa pula terhadap pembaca untuk mempercayai segala gerak mereka.

Karya-karya Soeman HS

Sebagai sastrawan, Soeman Hs telah melahirkan beberapa karya berupa roman dan cerpen, yaitu:

Kasih Tak Terlarai, Jakarta: Balai Pustaka, 1930.
Percobaan Setia, Jakarta: Balai Pustaka, 1931.
Mencari Pencuri Anak Perawan, Jakarta: Balai Pustaka, 1932.
Kasih Tersesat, Jakarta: Balai Pustaka, 1932.
Kawan Bergelut (kumpulan cerpen), Jakarta: Balai Pustaka, 1938.
Tebusan Darah, Medan: Dunia Pengalaman, 1939.

Penghargaan untuk Soeman HS

Atas jasa-jasanya sebagai pahlawan pembela tanah air, Soeman Hs telah dianugerahi sebuah Penghargaan Tertinggi dari Komandan Daerah Militer Riau Utara (KDMRU) pada tahun 1949. Nama beliau juga dijadikan nama bagi Gedung Perpustakaan Wilayah Propinsi Riau.

Website terkait:
http://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid=1964


Tidak ada komentar:

Posting Komentar